PERTUMBUHAN
PADA IKAN
OLEH:
NUR ROHIM
150302056
BIOLOGI PERIKANAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat
Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmatNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pertumbuhan
pada Ikan” tepat pada waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Biologi
Perikanan, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr.
Ani Suryanti, S.Pi., M.Si. selaku dosen mata kuliah dan penanggung jawab Laboratorium Biologi Perikanan, yang telah memberikan
tugas makalah ini.
Demikianlah makalah ini penulis selesaikan. Semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar
Belakang ................................................................................... 1
Tujuan
Penulisan ...................................................................................... 2
Manfaat
Penulisan..................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan
pada Ikan............................................................................ 3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan.............. ............ 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
............................................................................................... 9
Saran
........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang
bersifat poikilotermis, memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan
siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan
memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan
air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar
50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain
memiliki jenis atau spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri
dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di
perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari
keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut,
dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan
hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Ikan merupakan makhluk yang menghuni semua bentuk
ekosistem apakah laut, perairan payau ataukah tawar. Tempat hidup ikan berkisar
dari 11 km dibawah permukaan laut sampai 5 km di atas permukaan laut. Variasi
habitat hidup yang luas menjadi faktor yang memaksa ikan harus mampu
beradabtasi terhadap kondisi lingkungan setempat. Keberadaan ikan di suatu
perairan bergantung pada kemampuan fisiologis dan struktur organ untuk
beradabtasi terhadap lingkungan, terutama dalam memanfaatkan sumber pakan yang
tersedia dan mendapatkan tempat yang cocok untuk melakukan reproduksi meskipun
berjarak sangat jauh dari tempat mencari makanan. Sebagai contoh bentuk
adabtasi organ terhadap lingkungan yang kekurangan oksigen terlarut dirawa,
tercermin oleh adanya organ labirin yang merupakan alat pernapasan tambahan
untuk mendapatkan oksigen bebas dari udara (Rahardjo dkk., 2010).
Biologi perikanan adalah dasar ilmu dari semua
aspek-aspek yang berhubungan dengan studi biologi ikan. Setiap makhluk hidup
mengalami pertumbuhan selama hidupnya dan melakukan reproduksi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Begitu juga yang terjadi pada ikan, pertumbuhan tersebut
dapat diamati secara fisik atau melalui pengamatan perkembangan jaringan. Pertumbuhan
pada ikan dapat berlangsung lambat ataupun cepat (Mardhiana dkk.,
2015).
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran bagian-bagian
tubuh dan fungsi fisiologis tubuh. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal itu meliputi keturunan, pertumbuhan
kelamin. Pertumbuhan ikan memiliki hubungan yang erat antara pertumbuhan
panjang dan berat. Berdasarkan teori hubungan panjang berat dapat dinyatakan
dengan rumus W= aLb, dalam hal ini “W” = berat, “a dan b”= konstanta, dan “L”=
panjang ikan Dalam menduga pertumbuhan ikan di daerah tropis sulit dilakukan
karena proses pertumbuahan ikan terus menerus sehingga tidak bisa ditentukan
hanya dengan melihat bentuk sirkulus pada sisik saja. Pertumbuhan ikan juga
dapat menduga sebaran tingkat kematangan gonad ikan berdasarkan ukuran
(Pindonta, 2014).
Pemahaman mengenai pertumbuhan ikan sangat berkaitan dengan
aspek biologi perikanan lainnya. Pentingnya pemahaman tentang biologi perikanan
merupakan salah satu upaya untuk memberikan kemampuan dalam menganalisis dan
menduga pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan. Sehingga dengan demikian dapat
melihat jumlah stok yang ada di alam berdasarkan ukuran ikan serta mampu
memberikan penanganan yang tepat untuk mengembangkan ilmu perikanan.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan
pada ikan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan pada ikan.
3. Untuk mengetahui hubungan
aspek pertumbuhan ikan dengan stok ikan dimasa mendatang.
Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu sumber informasi terkait pertumbuhan pada ikan, yang meliputi karakteristik, faktor yang mempengaruhi hingga hubungannya dengan aspek biologi perikanan lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan pada Ikan
Pada umumnya, ikan mengalami pertumbuhan secara terus
menerus sepanjang hidupnya. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan merupakan
salah satu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan dikarenakan pertumbuhan
menjadi indikator bagi kesehatan individu dan populasi yang baik bagi ikan. Pertumbuhan
adalah pertambahan jumlah atau ukuran yang bersifat kuantitatif, karena mudah
di amati dan bersifat irreversible atau tidak dapat kembali seperti semula.
Serta dapat dinyatakan dengan angka, grafik, dan sebagainya (Suriyono, 2016).
Dalam
istilah sederhana pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran
panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi
sebagai pertambahan jumlah. Akan tetapi kalau kita lihat lebih lanjut,
sebenarnya pertumbuhan itu merupakan proses biologis yang komplek dimana banyak
faktor mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam individu ialah pertumbuhan jaringan
akibat dari pembelahan sel secara litosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan
input energi dan asam amino (protein) berasal dari makanan. Seperti kita
ketahui bahan berasal dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme
dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh atau
mengganti sel-sel yang sudah tidak terpakai. Bahan-bahan tidak berguna akan
dikeluarkan dari tubuh. Apabila terdapat bahan berlebih dari keperluan tersebut
di atas akan dibuat sel baru sebagai penambahan unit atau penggantian sel dari
bagian tubuh (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Menurut
Ricker (1979), model pertumbuhan dapat digambarkan dari persamaan Y= a
W b dan nilai eksponen bobot tubuh (b) biasanya kurang dari satu. Oleh sebab itu
pertumbuhan dapat dinyatakan dalam bentuk laju pertumbuhan relatif (%) yang
dihitung dengan rumus Ln Wt – Ln Wo dibagi dengan
interval waktu. Perhitungan pertumbuhan ini lebih bermanfaat diterapkan pada
ikan berukuran kecil dan jika interval waktu pendek, atau jika ikan yang akan
digunakan berbeda ukuran (Pramudyas, 2014).
Hubungan
panjang dan bobot jenis ikan yang terkoleksi menunjukkan pola pertumbuhan yang
berbeda, asumsi pola pertumbuhan dapat diketahui dengan membandingkan nilai b
dari analisis uji t. Faktor kondisi adalah derivat penting dari pertumbuhan.
Faktor kondisi atau Indeks Ponderal sering disebut faktor K. Faktor kondisi ini
menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk
survival dan reproduksi. Di dalam penggunaan secara komersil, kondisi ini
mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging yang tersedia. Jadi kondisi ini
dapat memberikan keterangan baik secara biologis maupun secara komersil (Syahrir, 2013).
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai
perubahan ukuran (panjang, berat) ikan pada waktu tertentu atau perubahanan
kalori yang tersimpan menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Perubahan ini
dapat diartikan sebagai faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu
energi dari makanan (I), yang terukur sebagai kalori, merupakan energi yang
dikeluarkan untuk metabolisme (M) atau pertumbuhan (G) atau sebagai energi yang
terbuang (E). Hal ini dapat dituliskan dalam persamaan:
I = M + G + E
Pertumbuhan biasanya bersifat positif
(misal penambahan berat tubuh ikan pada waktu tertentu), menunjukkan
keseimbangan energi yang positif dalam metabolism (Wahyuningsih dan Barus,
2006).
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal yang meliputi genetik
dan kondisi fisiologis ikan serta faktor eksternal yang berhubungan dengan
lingkungan. Faktor eksternal tersebut yaitu komposisi kualitas kimia dan fisika
air, bahan buangan metabolik, ketersediaan pakan, dan penyakit. Meskipun secara
umum, faktor lingkungan yang memegang peranan sangat penting adalah zat hara dan suhu lingkungan. Akan tetapi, di
daerah tropis zat hara lebih penting dibandingkan lingkungan. Tidak semua makanan
yang dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar energi dari
makanan digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi (Suriyono, 2014).
Faktor
dalam umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan,
seks, umur, parasit dan penyakit. Faktor
keturunan pada ikan yang dipelihara dalam kultur, mungkin dapat dikontrol
dengan mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya, namun di
alam tidak ada kontrol yang dapat diterapkan.
Faktor seks tidak dapat dikontrol.
Ikan betina kadangkala pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan namun
ada pula spesies ikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhan pada ikan
betina dan ikan jantan. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali dapat
mempengaruhi pertumbuhan yaitu kecepatan pertumbuhan menjadi lambat. Hal ini dikarenakan
sebagian dari makanan yang dimakan tertuju kepada perkembangan gonad. Pembuatan
sarang, pemijahan, penjagaan keturunan membuat pertumbuhan tidak bertambah
karena pada waktu tersebut pada umumnya ikan tidak makan. Setelah periode tersebut ikan mengembalikan
lagi kondisinya dengan mengambil makanan seperti sedia kala.
Umur
telah diketahui dengan jelas berperanan terhadap pertumbuhan. Pertumbuhan cepat
terjadi pada ikan ketika berumur 3 – 5 tahun. Pada ikan tua walaupun
pertumbuhan itu terus tetapi berjalan dengan lambat. Hal ini disebabkan ikan
yang sudah tua pada umumnya kekurangan makanan
untuk pertumbuhan, karena sebagian besar makanannya digunakan untuk
pemeliharaan tubuh dan pergerakan. Penyakit dan parasit juga mempengaruhi
pertumbuhan terutama kalau yang diserang itu alat pencernaan makanan atau organ
lain yang vital sehingga efisiensi berkurang karena kekurangan makanan yang
berguna untuk pertumbuhan. Namun sebaliknya dapat terjadi pada ikan yang
diserang oleh parasit tidak begitu hebat menyebabkan pertumbuhan ikan itu lebih
baik daripada ikan normal atau tidak diserang parasit tadi. Hal ini terjadi
karena ikan tersebut mengambil makanan lebih banyak dari biasanya sehingga
terdapat kelebihan makanan untuk pertumbuhan (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Faktor
luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan
seperti suhu air, kandungan oksigen terlarut dan amonia, salinitas dan
fotoperiod. Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama
dengan faktor-faktor lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan,
umur dan tingkat kematian mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Suhu. Salah satu
faktor lingkungan yang sangat penting dalam mempengaruhi laju pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ikan Cyprinodon macularis
meningkat pada suhu antara 30°C – 35°C, sedangkan laju pertumbuhan
maksimal ikan salmon muda diperoleh pada
suhu sedang. Adanya hubungan yang erat antara suhu dari pertumbuhan optimal
dengan preferensi perilaku. Di daerah yang bermusim 4 kalau suhu perairan turun
di bawah 10°C ikan perairan panas yang berada di daerah tadi akan berhenti
mengambil makanan atau mengambil makanan hanya sedikit sekali untuk keperluan
mempertahankan kondisi tubuh. Jadi walaupun makanan berlebih pada waktu itu,
pertumbuhan ikan akan terhenti atau lambat sekali. Pada suhu optimum apabila
ikan itu tidak mendapat makanan tidak pula dapat tumbuh. Untuk daerah tropik
suhu perairan berada dalam batas kisar optimum untuk pertumbuhan. Oleh karena
itu apabila ada ikan dapat mencapai ukuran 30 Cm dengan berat 1 Kg dalam satu
tahun di perairan tropik, maka ikan yang sama spesiesnya di daerah bermusim empat
ukuran tadi mungkin akan dicapai dalam waktu dua atau tiga tahun. Setiap
spesies ikan suhu optimum untuk pertumbuhannya tidak sama, oleh karena itu
dalam kultur ikan agar tercapai tujuan suhu optimum dari perairan tadi ada
kolam yang diberi tanaman untuk memberi bayangan pada perairan dan ada pula
yang tidak.
Kandungan
oksigen terlarut. Rreduksi laju pertumbuhan juvenil Micropterus salmoides pada
kandungan oksigen terlarut 5 mg/L dengan suhu 26°C. Kondisi tersebut
diperkirakan sebagai ambang batas bagi pertumbuhan dan reproduksi juvenil M.
Salmoides dan beberapa ikan lain seperti Ictalurus punctatus, Mugil cephalus,
Orthodon microlepidotus yang dapat mempertahankan metabolisme pada kondisi
kandungan oksigen yang rendah. Selain itu, ikan-ikan ini akan berenang ke
tempat yang labih menguntungkan.
Amonia
merupakan hasil ekskresi primer ikan, namun bila ada dalam konsentrasi yang
tinggi dapat menghambat laju pertumbuhan. Sebagai contoh, pengukuran berat
juvenil Ictalurus punctatus yang ditempatkan pada akuarium dengan kondisi
penambahan kandungan amonia. Mekanisme penghambatan pertumbuhan olah amonia
masih belum diketahui. Pada umumnya, diketahui bahwa amonia un-ion (NH3) di
perairan lebih toksik dari pada bentuk ion amonia (NH4+) pada konsentrasi yang
sama. Proporsi dari kedua bentuk tersebut di perairan sangat tergantung pada pH
air. Pemantauan pH air merupakan bagian
yang esensial dari sistem kultur ikan air tawar. Walaupun amonia merupakan
komponen alami di perairan, pengaruhnya terhadap ikan menjadikan amonia ini
polutan yang khas dan dapat menurunkan laju pertumbuhan.
Salinitas
juga mempengaruhi laju pertumbuhan. Ikan-ikan eurihalin menunjukkan laju
pertumbuhan yang maksimum pada salinitas 35 ppt dari pada salinitas yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Fotoperiod (panjang hari) juga mempengaruhi fenomena
pertumbuhan secara musiman. Adanya suatu hubungan yang erat antara pertumbuhan
ikan danau Coregonus clupeaformis dan fotoperiod musiman.
Ketersediaan
sumberdaya makanan juga berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan lainnya
seprti suhu, dalam mempengaruhi pertumbuhan ikan secara musimam. Sebagai
contoh, pertumbuhan (penambahan panjang) populasi ikan Lepomis macrochirus pada
musim yang berbeda, pertumbuhan ikan yang cepat selama persediaan makanan melimpah.
Tingkat pertumbuhan yang cepat ketika makanan melimpah dimungkinkan karena
peningkatan suhu perairan. Di daerah tropik makanan merupakan faktor yang lebih
penting dari pada suhu perairan. Bila keadaan faktor-faktor lain normal, ikan
dengan makanan berlebih akan tumbuh lebih pesat. Untuk ikan satu keturunan yang
sukses dari satu pemijahan, pertamatama memerlukan makanan yang berukuran sama.
Anak ikan yang lemah dan tidak berhasil mendapatkan makanan akan mati sedangkan
yang kuat terus mencari makanan dan pertumbuhannya baik. Jumlah individu yang
terlalu banyak dalam perairan yang tidak sebanding dengan keadaan makanan akan
terjadi kompetisi terhadap makanan itu. Keberhasilan mendapatkan makanan akan
menentukan pertumbuhan. Oleh karena itu akan didapatkan ukuran yang bervariasi
dalam satu keturunan (Pratiwi, 2014).
Pakan adalah salah satu faktor yang
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan karena pakan berfungsi sebagai
pemasok energi untuk meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan kelansungan
hidup. Ketersediaan pakan merupakan salah satu persyaratan mutlak bagi
berhasilnya usaha budidaya ikan. Pakan merupakan sumber protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral yang penting bagi ikan, oleh karena itu
pemberian pakan dengan ransum harian yang cukup dan berkualitas tinggi serta
tidak berlebihan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat
keberhasilan usaha budidaya ikan (Asma dkk., 2016).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ikan adalah kandungan protein dalam pakan, sebab protein berfungsi membentuk
jaringan baru untuk pertumbuhan dan menggantikan jaringan yang rusak. Kekurangan
protein berpengaruh negatif terhadap konsumsi pakan, konsekuensinya terjadi
penurunanpertumbuhan bobot. Kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan
penimbunan lemak, nafsu makan ikan berkurang (Hidayat, 2013).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan
pada ikan tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan pada makhluk hidup secara
umumnya, ditandai dengan adanya pertambahan sel dan perubahan panjang serta
bobot pada tubuh ikan.
2. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal yang meliputi genetik
dan kondisi fisiologis ikan serta faktor eksternal yang berhubungan dengan
lingkungan. Faktor eksternal tersebut yaitu komposisi kualitas kimia dan fisika
air, bahan buangan metabolic, ketersediaan pakan, dan penyakit.
3. Dengan
memahami karakteristik pertumbuhan pada ikan, maka dapat diketahui pula pola
pertumbuhan ikan dialam sehingga dapat memberikan perlakuan yang tepat dalam
memanfaatkan atau mengembangkan ikan sehingga dapat terjaga kestabilan populasi
dan stok ikan yang ada di alam.
Saran
Sebaiknya makalah ini dapat dibaca dengan baik dan dimanfaatkan
sebaik mungkin, jika dalam makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi isi
ataupun penulisan maka pembaca dapat membantu penulis untuk memperbaiki makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asma, N., Z. A. Muchlisin dan I. Hasri. 2016.
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Peres (Osteochilus vittatus) pada Ransum Harian yang Berbeda. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan. 1 (1): 1-11.
Hidayat, D.,
A. D. Sasanti dan Yulisman. 2013. Kelangsungan
Hidup, Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan
Gabus (Channa striata) yang
Diberi Pakan Berbahan Baku Tepung Keong
Mas (Pomacea sp.). Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia. 1(2) :161-172. ISSN: 2303-2960.
Mardhiana, A.,
W. Shobara dan C. S. Darmawan. 2015. Analisis Aspek Biologi (Pertumbuhan,
Reproduksi, dan Kebiasaan Makan) Ikan
Mas (Cyprinus carpio). Universitas
Padjajaran, Jatinangor.
Pindonta, R.
2014. Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Botia (Chromobotia macracanthus) dengan
Pemberian Pakan Cacing Sutera (Tubifex sp.)
yang Dikultur dengan Beberapa Jenis Pupuk Kandang. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Pramudiyas, D.
R. 2014. Pengaruh Pemberian Enzim pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan dan
Rasio Konversi Pakan (FCR) pada Ikan Patin (Pangasius
sp.). Universitas Airlangga, Surabaya.
Pratiwi, D. R.
2014. Aplikasi Effective Microorganism 10
(EM10) untuk Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var. Sangkuriang) di Kolam Budidaya Lele
Jombang, Tangerang. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Rahardjo, M.F., D.S. Sjafei, R. Affandi dan Sulistiono. 2010. Iktiology.
Lubuk Agung. Bandung.
Suriyono, 2016. Fisiologi
Pertumbuhan Hewan Air. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Syahrir, M.
2006. Kajian Aspek Pertumbuhan Ikan di Perairan Pedalaman Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Ilmu Perikanan
Tropis. 18 (2): 8-13. ISSN 1402-2006.
Wahyuningsih, H. Dan T.A. Barus. 2006. Buku Ajar
Iktiologi. USU Press. Medan.
No comments:
Post a Comment